Nikmat mabal mana yang kau dustakan, anak muda? |
Dari arah selatan ke utara, ada es tebu, nasi kuning, pecel, getuk, soto ayam, pecel, rujak manis, es kedelai, batagor, mie ayam, bubur ayam dan es buah. Antar penjaja terjalin integrasi yang sangat baik sehingga mau pesen apaaa makannya di meja siapaa gitu ga masalah.
Bubur Ayam |
Perkara harga, selayaknya gerobag gerobag makanan gitulah. Misalnya mie ayam Rp 8.000, bubur ayam Rp 10.000, pecel porsi standar Rp 10.000 (kalau porsi saya yang biasanya abusive sama lauk yang ada bisa nyampe Rp 18.000
berkat ekstra ayam, telor dan gorengan) gitulah. Jadi bahkan di tanggal lansia, makan di sini cukup Rp 15.000 udah kenyang.
Keknya soto. Atau nasisop. Yang pasti enak! |
Pecel yang ulang taun, Bli Tar. #garing #biarin |
Saya sarankan untuk datang ke tempat ini di jam brunch, antara jam 10 - 12 siang gitulah. Soalnya kalo terlalu pagi, banyak gerobag yang belum buka sementara kalau terlalu siang (jam 1-2 siang) gerobagnya harus ganti shift sama pedagang aksesoris handphone. Makan sambil buru buru mana enak, apalagi di situ tempatnya teduh dan enaaakk aja. Apalagi buat pacaran :p
Semoga kelak, saat Taman Kota benar benar menjadi ruang hijau terbuka yang katanya akan bersih dari pedagang, para penjaja makanan ini bisa tetap berdagang, soalnya kalau dateng ke ruang hijau terbuka terus bengong ga ngemil apa apa itu ga asik. Udah gitu aja.
Getuk rasa mochi |
Susu Kedelai Cah Mbing |
Oya, satu review tambahan, saya sempat melempar pertanyaan melalui akun @sampitkuliner soal di mana tempat mie ayam enak. Beberapa mention yang masuk (terimakasih banyak sebelumnya atas respon kalian) paling banyak menyebut dari Oye, Mie Ayam Jakarta sampai Rasa Baru.
Saya bukan bermaksud mencoba antimainstream lalu menjadi sok sok hipster di sini. Saya sering makan di tempat yang disebut di atas namun maaaaf sekali, saya belum bisa mendampuk satupun di antara ketiga tempat di atas sebagai mie ayam paling enak.
Tentu, soal selera adalah perkara paling bias sedunia. Tidak ada yang bisa memberi pendapat objektif sebab palet lidah tidak akan serupa. Hehe, jadi, atas nama opini paling bias dan subjektif saya harus memberitau kalau Mie Ayam Paling Enak Versi Admin Sampit Culinary adalah..
Mie Ayam Coba Rasa Pojok Taman Kota.
Saya pertama kali mencoba mie ayam ini kala seorang kawan merekomendasikannya dengan berapi api. Dia bilang kalau mie ayam ini sudah enak bahkan tanpa tambahan saos dan kecap.
Saya selalu kesulitan menentukan makanan berkuah semacam soto/rawon/bakso/mie ayam enak atau tidak lantaran semuanya bagi saya rasanya sama: kecap.
Nah, sekitar enam bulan lalu saya mampir ke sini. Tempatnya waktu itu masih kecil, mejanya hanya beberapa. Sekarang jadinya banyaaak sekali mejanya dan pamannya udah pasang spanduk baru ciee.
Kuahnya berpasir dan kental lantaran dicampur dengan godogan ayam karinya itu. Ayamnya manis dan melimpah ruah dan jangan lupa buat nambah ceker soalnya cekernya enak banget saking enaknya saya gapermah segan buat makan pake tangan (cekernya, bukan mie ayamnya yaa)
Harga perporsi Rp 10.000 dengan ceker Rp 1.000 per biji. Hanya buka menjelang maghrib sampai malam sekali. Tapi belakangan sejak popular jam 8 juga udah abis. Kalau weekend harus bersabar soalnya yang makan di sini banyaaaakk sekali.
Salam.
Sampit Culinary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar