Kamis, 04 Juli 2013

Telur Mata Gajah Amrozi

Bentukan Warungnya
 Oke, makanan memang soal selera. Tapi untuk jajanan yang satu ini, saya cuma punya satu tempat rujukan: Amrozi. Selain karena mereka sudah mengklaim dirinya sebagai Rajanya Mata Gajah, rasa dari mata gajah di sini yang paling enak. Lembut, sayur melimpah dan bertekstur, serta bumbunya pas. Tidak seperti kebanyakan mata gajah yang keras dan tak banyak berbeda dari bakwan dikasih ceplokan telor puyuh. Meski untuk menobatkan Amrozi sebagai yang terenak saya harus bersitegang dengan seorang kawan yang beranggapan justru lebih enak yang satunya (beberapa meter ke arah kanan dari Amrozi) 


Buletin Pemkab Kotim Edisi 1, Sept. 2012
Sekarang, apa itu Mata Gajah yang sering membanjiri mention akun @SAMPIT lantaran para perantau kangen berat dengan jajanan ini? Menurut artikel di samping, mata gajah adalah perpaduan terigu, sayur dan bumbu2 yang digoreng dalam cetakan berbentuk bulat dengan telur puyuh yang diceplok saat proses penggorengan. Dalam artikel itu juga disebutkan, Bupati Kotim akan mempatenkannya sebagai makanan ikon kuliner Kabupaten Kotawaringin TImur. 

Wow, makanan khas Sampit yang ditemukan dan dibikin oleh... orang Jawa.

Lalu sejak kapan mata gajah ini popolar? analisis berikut berdasar ingatan saya, mohon koreksi jika ada kesalahan. Tahun 2006, warung warung tenda di tepian PPM menghadap ke sungai itu mulai marak. Salah satunya tenda gorengan yang menyajikan banyaaaakk sekali jenis jenis jajanan semacam telur gulung, tempe tahu goreng, cireng, dan salah satunya, mata gajah.

Proses Penggorengan
Saat itu amrozi sudah berdiri berdampingan dengan pesaingnya. Waktu berlalu dan akhirnya panganan ini popular dan Amrozi mendeklarasikan nama mereka di pujasera taman kota ini.

Terlepas dari perdebatan soal pantas-tidaknya makanan ini dipatenkan sebagai makanan ikonik, yang patut dihargai adalah konsistensi paman mata gajah yang dalam penetapan harga. Di tengah kenaikan BBM harganya tetap 1000 rupiah. Luwar biasah!

Kalau kamu adalah turis yang sedang mengunjungi kota Sampit dan penasaran dengan apa itu mata gajah, silakan mampir ke pujasera taman kota. Di tengah tengah deretan warung warung berwarna hijau itu terselip warung Mata Gajah Amrozi yang rasanya belum berubah dari dulu hingga sekarang.

Nama jajanan : Mata Gajah Amrozi
Alamat : Jl. Yos Sudarso di Pujasera Taman Kota
Range Harga : 1 - 2 ribu rupiah
Alasan rekomendasi : Murah, enak dan sudah berdiri lama sekali.

Kenapa disebut mata gajah? karena konon setelah matang bentuknya mirip mata gajah. Errr...



Sampit Culinary

3 komentar:

  1. Mau nambahin sejarahnya aja nih...dulu pertama kali jualan beliau itu keliling pake motor butut tapi sering stay di pinggiran jalan A.yani sambil nunggu orang pulang sekolah...inget banget aku waktu itu masih kelas 1 smp sekitar tahun 2004'n....gak berubah rasa mata gajahnya cuma sekarang kaya kebanyakan minyaknya jadi enek...hehe

    BalasHapus
  2. Wow..jadi pengen icip eye of elephant..

    BalasHapus